Sejarah Asal Usul Gunung Bromo dan Budaya Suku Tengger
Sejarah Gunung Bromo – Gunung Bromo merupakan destinasi wisata alam yang terletak di Jawa Timur Indonesia. Kemasyuran Bromo telah menyebar ke berbagai Negara. Sangat diminati oleh kalangan wisatawan di penjuru dunia karena keindahan panorama yang sangat eksotis dan mempesona. Keunikan lainnya nya yaitu Bromo ini dikelilingi hamparan pasir yang disebut lautan pasir dengan luas sekitar 5.250 hektar. Ketinggian gunung Bromo mencapai 2.392 meter diatas permukaan laut, memiliki diameter kawah ±800m (dari arah utara – selatan) dan ±600 (dari arah timur – barat). Gunung ini termasuk kategori golongan gunungberapi yang masih aktif.
Sejarah Legenda Asal Usul Gunung Bromo
Gunung Bromo bisa dikatakan Gunung yang mistis atau sakral bagi penganut Agama Hindu yang tinggal di kawasan Gunung Bromo. Bagaimana tidak, nama Bromo sendiri berasal dari kata Brahma yaitu nama Dewa dengan tinggat tertinggi. Kemudian karena kentalnya logat bahasa jawa maka kata Brahma menjadi Bromo.
Roro Anteng dan Joko Seger
Konon asal usul atau legenda gunung Bromo yaitu ketika zaman dahulu hiduplah seorang gadis yang tercantik dan pendiam bernama Roro Anteng dan seorang remaja gagah perkasa terlihat bugar bernama Joko Seger. Mereka saling mencintai namun disisi lain ada seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat ingin melamar Roro Anteng namun Roro Anteng sama sekali tidak mencintai orang tersebut. Karena merasa tidak enak untuk menolak karena orang tersebut sakti mandra guna, akhirnya Roro Anteng menerima lamaran Bajak sakti tersebut akan tetapi dengan satu syarat yaitu Roro Anteng ingin di buatkan lautan yang di tengahnya ada gunung dan harus dibuat dengan waktu hanya semalam dan sebelum fajar datang. Mendengar syarat tersebut di pelamar tersebut menerima permintaan tersebut.
Syarat Pembuatan Lautan untuk si Bajak Sakti
Roro Anteng mulai gelisah ketia si Pembajak sakti tersebut mulai mengerjakan syaratnya yaitu membuat lautan. Si pembajak tersebut mulai menimba air dari lautan ke atas gunung dengan menggunakan bathok (tempurung kelapa). Ketika ditengah malam hampir selesai, Roro Anteng mencari cara agar si pembajak tersebut gagal dalam misinya. Karena Roro Anteng tidak ingin mempunyai suami si pembajak sakti tersebut, cintanya hanya kepada Joko seger. Detik demi detik akhirnya RoRo Anteng melakukan cara dengan menaruh padi di depan halaman dan memberikan kepada ayam. Seketika ayam tersebut berkokok dan mengundang ayam lain di wilayah tersebut untuk berkokok. Mendengar suara ayam tersebut si pembajak merasa geram dan marah dia megira fajar akan tiba. Walhasil karena emosi, si pembajak melempar Bathok (tempurung kelapa) tersebut ke gunung Bromo dan jatuh tengkurap. Akhirnya menjadi gunung Bathok dan kemudian seketika air tersebut menjadi pasir maka dinamakanlan lautan pasir.
Adat Budaya dan Asal Nama Suku Tengger Bromo
Akhirnya karena si bajak sakti tersebut gagal memenuhi syaratnya, al hasil Roro Anteng dan Joko Seger Resmi menikah. Dan pada zaman itu kisah tersebut sangat mahsyur di daerah tersebut. Maka nama Roro Anteng dan Joko Seger diambil akhiran belakangnya menjadi Teng dan ger atau suku Tengger. Patung Pasangan tersebut sekarang berada di Desa Sukapuran dan ada di dekat Bukit Cinta.
Suku Tengger adalah suku asli masyarakat yang berada di lereng Bromo. Adapun wilayahnya meliputi Kab. Probolinggo, Kab. Pasuruan, Kab. Malang, dan Kab. Lumajang. Akan tetapi masyarakat suku tengger memiliki bahasa yang berbeda dengan bahasa Jawa. Jika di tela’ah lebih dalam bahasa Tengger menyerupai bahasa Osing dari Banyuwangi. Namun akhiran O dilafalkan menjadi A. “Siapa” = Sopo (jawa) = Sapa (Tengger) dan “Kamu” = Riko (Osing ) = Rika (Tengger)
Sejarah Awal Mula Perayaan Yadya Kasada di Bromo
Setelah Roro Anteng dan Joko Seger menikah, keduanya tidak dikaruniai keturunan. Hingga suatu saat ada suara gaib yang mengisyaratkan Joko Seger dan Roro Anteng untuk bersemedi di bibir kawah gunung Bromo. Dan jika telah dikaruniai seorang anak, anak bungsu harus dikorbankan untuk dimasukan ke kawah Bromo. Ahirnya Roro Anteng dan Joko Seger menyanggupinya dan tak lama dikaruniai keturunan sebanyak 25 anak. Namun Roro Anteng dan Joko seger mengingkari janji tersebut sehingga terjadilah bencana besar yaitu meletusnya gunung Bromo.
Kusuma anak bungsu terlalap api dan masuk kedalam kawah. Bersamaan kejadian tersebut keluar suara gaib yang berkata “Saudaraku, aku telah dikorbankan oleh orang tua dan Hyang Widhi untuk menyelamatkan kalian semua. Hiduplah dengan tentram dan sembahlah Hyang Widhi dan aku ingatkan setiap hari ke 14 Bulan Kasada kalian memberikan sebagian hasil bumi kepada Hyang Widhi di Kawah Bromo”
Maka dari itu mereka diwajibkan mengikuti atau merayakan upacara adat yang biasa disebut upacara Yadya Kasada yang mana masyarakat sekitar melempar sebagian hasil bumi ke bibir kawah Bromo yang mana merupakan sesembahan kepada Dewa. Adanya upacara ini mempunyai kaitan dengan cerita (legenda) asal usul gunung Bromo yang menambah keunikan untuk menarik hati para wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebagian besar masyarakat suku Tengger bermata pencaharian sebagai petani seperti menanam kentang, kol, wortel dan semacamnya serta bekerja sebagai Sewa Jeep Bromo dan sewa kuda di Bromo.
Wisata Gunung Bromo
Wisata Bromo adalah destinasi wisata alam yang tepat bagi para pelancong yang mencintai alam dan mengagumi keindahan alam. Mengapa kami katakan demikian, karena memiliki ciri khas tersendiri mulai dari bahsa, suku dan adat istiadat. Para pengunjung biasanya yang memesan Paket Wisata Bromo banyak dari Surabaya, Malang, Jogja dan bahkan dari Ibu kota Jakarta. Kebanyakan pengunjung wisata bromo berasal dari kota kota besar yang bosan akan keramaian sekedar ingin berwisata menikmati udara sejuk dan pemandangan panorama alam objek wisata bromo. Meskipun dikota asal mereka terdapat banyak beberapa objek wisata, liburan ke bromo adalah menjadi tujuan utamanya sebab masyarakat di bromo khususnya suku tengger terkenal dengan keramahannya sehingga para pengunjung yang datang ke bromo tidak enggan mengunjungi lagi bersama rekan ataupun keluarganya